Pernah baca nama profil di Facebook yang seperti ini:
1.Rhiie Ceiinounakarhien’permaesurydkc
2.Fiqry’The King OfAllkingdoms Saforcada
3.Lim HyunYong Loverholicshinee’lucifer
4.Triia-Vandiextri’luphsujuelf Thatathiia-tetehlikechoKyuhyun
2.Fiqry’The King OfAllkingdoms Saforcada
3.Lim HyunYong Loverholicshinee’lucifer
4.Triia-Vandiextri’luphsujuelf Thatathiia-tetehlikechoKyuhyun
Saya tiap online, pasti langsung mutar otak untuk baca tulisan kaya gini. Huuh…daripada mata jumpalitan saya unfriend aja mereka. Nama-nama ini sumpah ‘hanya dia dan Tuhan yang tahu’.
Yup, merekalah yang biasa disebut alay. Kali ini saya mau share tentang fenomena alay yang sudah lama wara-wiri ada di antara kita. beugh… sampai dijadiin fenomena..hihihi. Mungkin juga alay itu kita sendiri tanpa di sadari. wkwkwkwk…

1. Alay menyukai lagu yang ‘cenderung terbawa mode’
Alay-alay yang seringkali ditemukan itu
‘menyukai’ lagu-lagu yang istilahnya ‘cenderung terbawa mode’ atau
menurut mereka ‘keren/gokil/gaul’, padahal mereka hanya sekedar
ikut-ikutan biar dibilang keren. Bukan karena musikalitas. Biasanya
beraliran rock, punk, atau metal. Contohnya bisa dari dalam negeri
seperti PeeWee Gaskins, atau dari luar seperti Secondhand Serenade, The
Red Jumpsuit Apparatus, Avenged Sevenfold, bahkan hingga blink-182 dan
Metallica!
Dengan menjadi ‘penggemar’ musik-musik
mereka, kemudian mereka mencaci dan menganggap rendah
musik-musik/musisi-musisi tertentu; biasanya musik-musik yang diluar
‘selera’ mereka (yang menjadi korban biasanya musik-musik yang lebih
slow/ngepop), dengan mengatakan ‘musik banci’, ‘lagu bencong berkuntul’,
dsb. Mereka mengaku-ngaku membenci lagu-lagu seperti itu padahal
aslinya malah lebih menyukainya.
Kalaupun yang ‘pop’, biasanya lagu-lagu mainstream
standar acara-acara musik di televisi-televisi swasta seperti Inbox,
Dahsyat, dll; atau menjadi soundtrack sinetron-sinetron. Biasanya grup
musik/penyanyi yang cenderung mengikuti pasar. (untuk saat ini musimnya
pop melayu). Contohnya The Virgin, ST12, Ungu, Derby, Hello, Ridho
Rhoma, Lyla, Five Minutes, D’Masiv, dsb.
Aslinya, mereka justru lebih menyukai
lagu-lagu semacam ini ketimbang lagu-lagu yang mereka anggap ‘keren’
tersebut. Hanya saja mereka ‘jaim’ sehingga mereka menikmati lagu ini
secara sembunyi-sembunyi atau menyelipnya di ‘tumpukan’ lagu-lagu yang
mereka anggap ‘keren/gaul’ di playlist mereka. Maksudnya biar tidak
ketahuan bahwa mereka menyukai lagu seperti itu.
2. Alay menyukai grup musik/musisi dari bentuk fisik personilnya
FYI, selera musik mereka juga mencakup aktor/aktris yang terjun ke dunia musik, meskipun kualitas musiknya pas-pasan sekalipun!
Contoh: Lyla (katanya vokalisnya ganteng), The Titans (katanya vokalisnya ganteng juga), The Adlys (mentang-mentang ada Adly Fairuz), Irwansyah, The Sisters (mentang-mentang ada Shireen Sungkar), Derby, dsb.
Contoh: Lyla (katanya vokalisnya ganteng), The Titans (katanya vokalisnya ganteng juga), The Adlys (mentang-mentang ada Adly Fairuz), Irwansyah, The Sisters (mentang-mentang ada Shireen Sungkar), Derby, dsb.
Mereka seringkali ‘judge a book by its
cover’, kalau vokalisnya jelek atau ‘muka melas’, menurut mereka sudah
pasti musiknya ‘melas’ juga, kalau vokalisnya gendut musiknya
‘nyesekin’, dsb.hehehe,
Ingat, sama sekali tidak ada hubungan
antara tampang dengan musikalitas!. Musikalitas itu lebih dekat dengan
suara dan kemampuan memainkan alat musik dengan alat-alat tubuh
tertentu. Musik itu bukan seni peran yang lebih mengedepankan tampang
dan akting.
Di luar sana, banyak sekali musisi
meskipun dengan penampilan fisik yang (maaf) menengah ke bawah namun
mampu menghasilkan musik yang jauh lebih berkualitas ketimbang grup-grup
musik/musisi-musisi yang mengandalkan tampang, tetapi musikalitasnya
cenderung mengikuti pasar.
3. Alay berasal dari tingkat ekonomi bawah sampai atas
Memang sifat alay itu karena pengaruh
lingkungan, dan lingkungan yang identik dengan ke-alay-an itu memang
tidak dapat dipungkiri, didominasi oleh kalangan menengah ke bawah.
Tetapi banyak juga alay yang berasal dari kalangan menengah ke atas.
Biasanya OKB (orang kaya baru), tetapi OKL (orang kaya lama) juga
banyak. Mungkin karena pengaruh lingkungan yang mendidik mereka untuk
mempunyai sikap alay.
Mencakup orang-orang yang sok keren,
tukang pamer, dan yang suka menganggap rendah orang-orang yang berada di
bawahnya. Contohnya seseorang yang mempunyai BlackBerry, lalu
menganggap rendah orang-orang di sekitarnya yang mempunyai ponsel yang
hanya mempunyai fitur sms dan telepon, dengan menganggap mereka *ucup*,
tidak gaul, atau miskin. Padahal BlackBerry hasil merengek atau bahkan
mengancam orang tuanya; bahkan dia sendiri kurang mengetahui fitur-fitur
BlackBerry.
4. Alay lebih dominan ada di kota-kota kecil
Orang alay banyak juga yang
ditemukan di wilayah perkotaan bahkan di kota-kota besar seperti
Jakarta, Surabaya, Semarang dan Bandung. Mungkin yang orang tuanya
mengadu nasib di sana. Tetapi lebih dominan di kota-kota kecil atau
masih bersifat kedaerahan seperti Serang, Cilegon, Sukabumi, Cirebon,
dll (maaf yang tinggal di kota kecil, bukan berarti Anda juga alay).
Kita tahu sendiri, kasus-kasus kriminal
seperti tawuran atau melibatkan geng-geng yang umumnya melibatkan
anak-anak ABG (biasanya SMP atau SMA awal bahkan SD akhir) lebih banyak
terjadi di mana? Kenakalan remaja seperti tawuran dan merusak fasilitas
umum merupakan imbas dari budaya alay yang ‘selalu ingin dibilang
keren/gaul’.
5. Orang alay kLo cHaT tuLi5aNnY4 g3d3 k3ciLzZzZ, p’koQnY kY 9iNi Lh, 9auLzZz meNzZz!!!!!!!!!!!!!
Benar, meskipun belakangan sudah mulai jarang…
Tulisan s’pRt1 ni3 memang ‘warisan’ dari
jaman Friendster, jaman *piip* Online, jaman Nokia N Series masih sangat
booming juga, sekitar pertengahan 2004 hingga awal 2008. Jaman-jaman
segitu mungkin masih dibilang unik, bahkan imut. Tetapi jaman sudah
berubah, seiring cara pandang orang-orang jaman sekarang. Tulisan
seperti itu dianggap ‘merusak mata’ dan bahkan ‘memutar otak’ untuk
membacanya. Tetapi sekarang para alay sudah mulai ‘sadar’. Sudah jarang
tulisan 9de kciLz ditemukan. Hanya saja, penyingkatan hingga tulisan sulit untuk dibaca, sok imut, serta pe-lebay-an kata masih bisa dirasakan.

Aku —> aq, aky (aki mobil kali… atau aki-aki?)
Saya —> sy (sy maknanya juga bisa berarti ‘say’)
Gw —> w, g, ge, guw (g maknanya juga bisa berarti ‘gak’)
Dia —> dya (apa salahnya sih menggunakan ‘dia’? jumlah hurufnya sama ini)
Mereka —> mrk (merek?)
Kita —> qta, qt (qta? qta qutawa?)
Kalian —> kly, kln, klyn (klien?)
Gak Tahu —> gtw, gaq tw
6. Alay bisa dilihat dari Isi Hp-nya
Isinya?
Pictures —> foto narsisan up to 300 or more images, dari mulai pose nungging hingga memakai kacamata hitam ); atau foto narsis yang diedit dengan menambahkan tulisan ‘pRiNceSz’ dan ditambahkan mahkota tidak jelas (diedit sendiri dengan menggunakan Photoshop, bahkan minta di-edit orang lain)? Untuk foto di Facebook tentunya!
Pictures —> foto narsisan up to 300 or more images, dari mulai pose nungging hingga memakai kacamata hitam ); atau foto narsis yang diedit dengan menambahkan tulisan ‘pRiNceSz’ dan ditambahkan mahkota tidak jelas (diedit sendiri dengan menggunakan Photoshop, bahkan minta di-edit orang lain)? Untuk foto di Facebook tentunya!
Music —> lagu-lagu khas abg alay sok
keren, biar dibilang keren, gaul, rock, metal, emo, romantis, whatever
serta ‘dalem’, dari mulai PeeWee Gaskins hingga The Virgin.
Video —> video lagu-lagu cengeng atau khas abg alay yang pengen dibilang keren.
Notes —> puisi cinta bikinan sendiri,
biar dibilang romantis atau ‘daleeeem’. Mungkin buat notes di Facebook.
Entahlah murni hasil bikinan sendiri atau ada unsur copy paste
‘terinspirasi’ ataukah juga menggunakan bahasa-bahasa sok imut dan
lebay?
Kamera 2-5 Mp hanya untuk narsis?
Baru-baru ini, kabarnya para alay sudah mulai menyentuh BlackBerry dan iPhone.
*hanya ‘menyentuh’ ataukah ‘tersentuh’ ingin membeli BlackBerry dan iPhone, dan sedang memikirkan bagaimana caranya memeras orang tua?*
*hanya ‘menyentuh’ ataukah ‘tersentuh’ ingin membeli BlackBerry dan iPhone, dan sedang memikirkan bagaimana caranya memeras orang tua?*
7. Kebanyakan alay memakai baju distro abal-abal
Alay sepertinya lebih identik dengan
kaos-kaos band-band metal/hardcore/rock, padahal ditanya sejarahnya atau
lagu-lagunya tidak tahu. Hanya suka gambarnya saja dan karena ingin
dibilang gaul/keren. Tapi ada juga alay yang memakai kaos-kaos bergambar
emo.
Alay juga identik dengan kaos-kaos dengan
tulisan-tulisan Bahasa Indonesia sok keren, termasuk tulisan-tulisan
sok Bahasa Inggris padahal penulisannya dan grammarnya salah
atau maknanya tidak jelas. Misalnya kaos-kaos dengan tulisan ‘p4niti4
h4ri ki4m4t’ atau ‘perset*n loe semua’, atau untuk versi sok Bahasa
Inggris misalnya kaos bertuliskan ‘I LAVE YOU FOREVER MY LAVE’.
(jangankan tulisannya yang salah, maknanya kalimatnya saja basi)